Lombok 7/11 — Manassa, dengan dukungan UNESCO dan bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Riset dan Teknologi, Kementrian Informatika, dan Majelis Adat Sasak menyelenggarakan Seminar dengan tema "Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Naskah sebagai Benda Cagar Budaya di Wilayah Rawan Bencana. Sekitar 60 peserta yang berasal dari berbagai kalangan turut menjadi bagian dalam kegiatan ini.
“Acara ini terdiri dari 65 peserta, merupakan perwakilan dari para pemilik naskah, mahasiswa, guru, seniman, dan budayawan Lombok, dari lintas generasi”, ujar Ketua Pelaksana Tantry Windyanarti.
Dalam pidato kuncinya, Ana Lomtadze, Program Spesialis Komunikasi dan Informasi, Kantor Unesco Jakarta menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini. Ia menambahkan bahwa hanya 40 persen negara yang memiliki dokumen kebijakan terkait kesiapsiagaan bencana, terutama kesiapan terhadap penanganan dokumen dalam konteks penanganan bencana.
Herry Yogaswara, kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra mengakui bahwa memang pada kenyataannya Indonesia telah memiliki Undang-Undang dan Badan Penanggulangan Bencana, tetapi penyelamatan dokumen, termasuk manuskrip, belum menjadi bagian integral. Herry menambahkan bahwa para stakeholder manuskrip perlu mengajak universitas dan civitas peneliti untuk bersama-sama merumuskan dokumen kebijakan yang bersifat integral dalam penyelamatan manuskrip di wilayah bencana.
"Selain menyasar para pemilik naskah yang sangat berkepentingan terhadap manuskrip, program ini juga melibatkan para guru dan siswa agar manuskrip Lombok yang kaya dapat dikenal oleh para siswa di sekolah, sehingga mereka memiliki kesadaran sejak dini akan pentingnya warisan leluhur ini", ujar Munawar Holil, Ketua Manassa.
Seminar sehari ini menghadirkan para pembicara dari berbagai institusi, antara lain Prof. Dr. Jamaludin dari UIN Mataram, Dr. Aditia Gunawan dari Perpusnas, Dr. Tantry Windyanarti, Dr. Munawar Holil, Dr. Alfan Firmanto, dan Aris Riyadi, M.Hum. Melalui seminar ini para peserta, termasuk pemilik naskah dan generasi muda dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar penyelamatan manuskrip melalui konservasi dan digitalisasi. Seminar ini juga didukung oleh Yayasan Cakra Budaya, Kalacemeti dan Reconnecting With Your Culture (RWYC).
Pembacaan memaos naskah Jatiswara |