Masih dalam suasana Idulfitri, Laboratorium Filologi FIB UI bersama himpunan Mahasiswa Filologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, kembali menggelar kegiatan rutin bulanan yang bertajuk “BANTARA (Baca Naskah Nusantara)”. Kali ini, BANTARA diadakan bersamaan dengan agenda halal bi halal virtual yang dihadiri oleh mahasiswa, alumni, dan dosen Filologi FIB UI.
BANTARA adalah kegiatan rutin yang diadakan setiap bulan oleh mahasiswa dan alumni Filologi FIB UI. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengasah kemampuan membaca naskah dan juga sebagai bentuk kepedulian para pemerhati naskah untuk terus meramaikan pengkajian dan kegiatan pernaskahan dengan dengan berbagai cara, salah satunya adalah kegiatan rutin ini. Sebagai kegiatan rintisan yang baru pertama kali diadakan oleh mahasiswa FIB UI, MANASSA bersama Laboratorium Filologi FIB UI mendukung penuh kegiatan ini.
Menurut Dr. Munawar Holil, selaku ketua umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA), apa yang dilakukan oleh para mahasiswa adalah kegiatan positif yang dapat menarik minat generasi muda atau milenial. Apalagi kegiatan ini dilakukan secara daring (dalam jaringan) yang tentunya dapat menjangkau audience yang lebih luas. Untuk saat ini kegiatan BANTARA masih terbatas pada mahasiswa dan alunni FIB UI saja. Namun, kegiatan ini direncanakan akan dibuka untuk umum bagi masyarakat luas yang berminat untuk belajar bersama membaca naskah Nusantara.
“Terdapat empat hal utama untuk mencapai keberhasilan yang dapat diterapkan dalam kegiatan BANTARA, yaitu knowledge, skill, networking, dan attitude. Knowledge atau pengetahuan adalah keinginan untuk terus belajar dan haus akan ilmu sehingga diri selalu ingin terus mengasah skill atau kemampuan dalam membaca berbagai naskah Nusantara. Kegiatan BANTARA merupakan salah satu sarana untuk memperluas jaringan atau networking antarpegiat manuskrip di berbagai bidang. Selain itu, satu hal kecil yang sering diabaikan adalah attitude atau sikap yang terlihat remeh, tetapi sangat berpengaruh pada pembentukan karakter seseorang, seperti saling menghargai waktu agar hadir tepat waktu dan konsistensi dalam melaksanakan kegiatan ini”, pungkas pria yang akrab disapa Kang Mumu ini.
Kegiatan yang dimulai sejak bulan Februari 2021 ini telah memasuki pertemuan kelima. Pada tahap awal kegiatan BANTARA, naskah Jawi atau Melayu menjadi pilihan pertama. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya jumlah naskah berbahasa Melayu yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Selain itu, kemampuan membaca naskah Jawi merupakan salah satu hal penting jika ingin mengkaji pernaskahan di Nusantara. Adanya kegiatan BANTARA diharapkan dapat menjadi awal yang baik untuk merangkul generasi muda agar mau belajar membaca naskah Nusantara dan dapat mempraktikkannya secara langsung.