Kementerian Agama menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas penyelenggaraan Simposium Internasional Lektur dan Khazanah Keagamaan Kedua (The Second International Symposium on Religious Literature and Heritage) yang dilaksanakan pada 18-21 Juli 2017 dengan tema “Cultivating Religious Culture for Nationalism”. Simposium Internasional yang diselenggarakan oleh Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI ini merupakan program sangat strategis dan relevan dengan situasi dan kebutuhan konkrit bangsa kita Indonesia khususnya dan masyarakat global umumnya. Hal ini karena, dilihat dari berbagai spektrum, baik global maupun nasional, dalam kenyataannya, masalah nasionalisme dewasa ini menjadi masalah krusial tidak hanya dialami oleh negeri kita namun juga oleh berbagai negara di dunia.
Survey PEW tentang nasionalisme, tahun 1991-2009 terindikasi tengah terjadi krisis nasionalisme pada sejumlah negara Eropa Timur dan Barat. Warga negara pada negara tersebut cenderung lebih mengakui sebagai bangsa Eropa daripada mengakui sebagai bangsa negaranya sendiri. Di beberapa negara cenderung terjadi penurunan rasa kepemilikan atas wilayah negara, bahasa dan budayanya. Demikian pula terjadi di berbagai negara di belahan benua lainnya, seperti, Amerika, Asia, dan Afrika. Dalam konteks Indonesia, pada beberapa dekade terakhir ini, secara sosio-politik maupun sosio-kultural, nasionalisme Indonesia cenderung dipertanyakan keberadaannya. Fenomena pertumbuhan ideologi universal global, terutama ideologi berbasis keagamaan yang mengusung penegakan dan penerapan khilafah Islamiah, dan berbagai paham dan gerakan radikal lainnya yang mewujud dalam bentuk demo-demo politik di satu pihak, serta perkembangan gerakan-gerakan liberal dengan berbagai modus operandinya tampak cenderung merupakan fakta nyata yang mengindikasikan terjadinya apa yang disebut oleh para ilmuwan sebagai “Nationalism decline” proses menurunnya rasa kebangsaan pada masyarakat kita.
Dalam rangka pemantapan format nasionalisme Indonesia, simposium internasional tentang nasionalisme ini diharapkan mampu memberikan kontribusi konstruktif untuk: (1) penggambaran seperti apa realitas kondisi nasionalisme Indonesia dewasa ini yang sebenarnya, (2) analisis faktor-faktor dominan penyebab kondisi nasional tersebut, baik faktor eksternal (global) maupun internal (nasional dan lokal), serta (3) perumusan strategi efektif untuk pengembangan nasionalisme Indonesia dengan segenap implikasinya dalam upayanya penguatan NKRI.
Berdasarkan latar belakang signifikansi, tujuan, dan target dari Symposium International on Religious Literature and Heritage yang bertemakan “Cultivating Religious Culture for Nationalism” tersebut di atas sebagaimana disampaikan Menteri Agama di atas (lihat pernyataan Menag), maka dalam simposium internasional ini akan disajikan pembahasan terhadap 60 (enam puluh) makalah terpilih (selected papers) yang terkategori dalam 4 (empat) subtema:
1. Indonesian Nationalism: Reality and Challenge
Dalam makalah-makalah kategori subtema ini dipresentasikan/dibahas tentang seperti apa realitas nasionalisme di Indonesia dewasa ini, dan faktor-faktor penyebab yang dominan, baik dilihat dari perspektif historis, kultural, doktrinal, maupun politis. Selain itu dalam makalah subtema ini dielaborasi tentang tantangan global, nasional, maupun lokal yang harus dicarikan solusi dalam upayanya penguatan nasionalisme Indonesia.
2. Framing Modern Religious Texts to Strengthen Nationalism
Makalah subtema ini akan menyajikan gagasan-gagasan dan wacana yang berkembang terutama yang terdapat pada teks-teks kontemporer baik cetakan maupun elektronik yang berpengaruh besar dalam mem-framing melalui penyiptaan opini, gagasan, maupun sikap politik yang mengancam nasionalisme Indonesia. Lebih jauh, makalah subtema ini diharapkan bisa memberikan alternatif solusi bagaimana strategi pembinaan naskah keagamaan kontemporer memiliki kapabilitas dan kontribusi konstruktif bagi penguatan nasionalisme Indonesia demi NKRI.
3. Revitalizing Religious Manuscripts for Empowering National Characters
Makalah pada subtema Revitalizing Religious Manuscripts for Empowering National Characters, diproyeksikan mempresentasikan bagaimana strategi efektif penguatan karakter bangsa melalui upaya revitalisasi manuskrip keagamaan Nusantara. Elaborasi terhadap manuskrip keagamaan klasik sebagai instrumen kultural bagi pembentukan karakter bangsa dianggap strategis dikarenakan sejumlah faktor, di antaranya: (i) terdapatnya puluhan ribu manuskrip keagamaan Nusantara yang memuat isi pesan pendidikan karakter, sesuai dengan agenda revolusi mental Pemerintah, (ii) kebutuhan untuk preservasi manuskrip sebagai warisan budaya luhur, serta (iii) kandungan nilai pendidikan karakter, termasuk nilai nasionalisme, patriotisme, dan prinsip kebhinnekaan.
4. Fortifying Transnational Ideologies through Strengthening Religious Local Wisdom
Pertumbuhan dan perkembangan ideologi/paham transnasional baik berbasis agama maupun filsafat, radikal maupun liberal, dalam kenyataannya berkontribusi besar bagi keberadaan nasionalisme di Indonesia khususnya. Kemunculan berbagai fenomena paham radikal maupun liberal, diakui atau tidak, telah menimbulkan pertanyaan sejauh mana tingkat kemantapan nasionalisme Indonesia itu sendiri.
Makalah pada subtema ini, paling tidak, akan menyajikan: (i) pemetaan ideologi transnasional yang diasumsikan bisa mewarnai bentuk nasionalisme Indonesia (ii) rumusan strategis cara fortifikasi terhadap daya arah ideologi transnasional tersebut, dan (iii) rumusan strategis bagaimana cara efektif pengembangan local wisdom sebagai instrumen kultural untuk penyaringan dan penangkisan ideologi transnasional tersebut dalam upaya penguatan NKRI.
Simposium ini menghadirkan Lukman Hakim Saifuddin sebagai keynote speaker. Beberapa pakar dari dalam dan luar negri juga menyampaikan makalahnya, antara lain Prof. Dr. H. Abd. Rahman Mas'ud, Ph.D, Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Gautam Kumar Kshatriya, Dr. Ahmad Najib Burhani, Ph.D, Prof. Dr. Nico Kaptein, Prof. Dr. Oman Fathurahman, M. Hum, Dr. Suryadi, Prof. Dr. H.M. Machasin, MA, dan Prof. Dr. Mark R. Woodward.
Survey PEW tentang nasionalisme, tahun 1991-2009 terindikasi tengah terjadi krisis nasionalisme pada sejumlah negara Eropa Timur dan Barat. Warga negara pada negara tersebut cenderung lebih mengakui sebagai bangsa Eropa daripada mengakui sebagai bangsa negaranya sendiri. Di beberapa negara cenderung terjadi penurunan rasa kepemilikan atas wilayah negara, bahasa dan budayanya. Demikian pula terjadi di berbagai negara di belahan benua lainnya, seperti, Amerika, Asia, dan Afrika. Dalam konteks Indonesia, pada beberapa dekade terakhir ini, secara sosio-politik maupun sosio-kultural, nasionalisme Indonesia cenderung dipertanyakan keberadaannya. Fenomena pertumbuhan ideologi universal global, terutama ideologi berbasis keagamaan yang mengusung penegakan dan penerapan khilafah Islamiah, dan berbagai paham dan gerakan radikal lainnya yang mewujud dalam bentuk demo-demo politik di satu pihak, serta perkembangan gerakan-gerakan liberal dengan berbagai modus operandinya tampak cenderung merupakan fakta nyata yang mengindikasikan terjadinya apa yang disebut oleh para ilmuwan sebagai “Nationalism decline” proses menurunnya rasa kebangsaan pada masyarakat kita.
Dalam rangka pemantapan format nasionalisme Indonesia, simposium internasional tentang nasionalisme ini diharapkan mampu memberikan kontribusi konstruktif untuk: (1) penggambaran seperti apa realitas kondisi nasionalisme Indonesia dewasa ini yang sebenarnya, (2) analisis faktor-faktor dominan penyebab kondisi nasional tersebut, baik faktor eksternal (global) maupun internal (nasional dan lokal), serta (3) perumusan strategi efektif untuk pengembangan nasionalisme Indonesia dengan segenap implikasinya dalam upayanya penguatan NKRI.
Berdasarkan latar belakang signifikansi, tujuan, dan target dari Symposium International on Religious Literature and Heritage yang bertemakan “Cultivating Religious Culture for Nationalism” tersebut di atas sebagaimana disampaikan Menteri Agama di atas (lihat pernyataan Menag), maka dalam simposium internasional ini akan disajikan pembahasan terhadap 60 (enam puluh) makalah terpilih (selected papers) yang terkategori dalam 4 (empat) subtema:
1. Indonesian Nationalism: Reality and Challenge
Dalam makalah-makalah kategori subtema ini dipresentasikan/dibahas tentang seperti apa realitas nasionalisme di Indonesia dewasa ini, dan faktor-faktor penyebab yang dominan, baik dilihat dari perspektif historis, kultural, doktrinal, maupun politis. Selain itu dalam makalah subtema ini dielaborasi tentang tantangan global, nasional, maupun lokal yang harus dicarikan solusi dalam upayanya penguatan nasionalisme Indonesia.
2. Framing Modern Religious Texts to Strengthen Nationalism
Makalah subtema ini akan menyajikan gagasan-gagasan dan wacana yang berkembang terutama yang terdapat pada teks-teks kontemporer baik cetakan maupun elektronik yang berpengaruh besar dalam mem-framing melalui penyiptaan opini, gagasan, maupun sikap politik yang mengancam nasionalisme Indonesia. Lebih jauh, makalah subtema ini diharapkan bisa memberikan alternatif solusi bagaimana strategi pembinaan naskah keagamaan kontemporer memiliki kapabilitas dan kontribusi konstruktif bagi penguatan nasionalisme Indonesia demi NKRI.
3. Revitalizing Religious Manuscripts for Empowering National Characters
Makalah pada subtema Revitalizing Religious Manuscripts for Empowering National Characters, diproyeksikan mempresentasikan bagaimana strategi efektif penguatan karakter bangsa melalui upaya revitalisasi manuskrip keagamaan Nusantara. Elaborasi terhadap manuskrip keagamaan klasik sebagai instrumen kultural bagi pembentukan karakter bangsa dianggap strategis dikarenakan sejumlah faktor, di antaranya: (i) terdapatnya puluhan ribu manuskrip keagamaan Nusantara yang memuat isi pesan pendidikan karakter, sesuai dengan agenda revolusi mental Pemerintah, (ii) kebutuhan untuk preservasi manuskrip sebagai warisan budaya luhur, serta (iii) kandungan nilai pendidikan karakter, termasuk nilai nasionalisme, patriotisme, dan prinsip kebhinnekaan.
4. Fortifying Transnational Ideologies through Strengthening Religious Local Wisdom
Pertumbuhan dan perkembangan ideologi/paham transnasional baik berbasis agama maupun filsafat, radikal maupun liberal, dalam kenyataannya berkontribusi besar bagi keberadaan nasionalisme di Indonesia khususnya. Kemunculan berbagai fenomena paham radikal maupun liberal, diakui atau tidak, telah menimbulkan pertanyaan sejauh mana tingkat kemantapan nasionalisme Indonesia itu sendiri.
Makalah pada subtema ini, paling tidak, akan menyajikan: (i) pemetaan ideologi transnasional yang diasumsikan bisa mewarnai bentuk nasionalisme Indonesia (ii) rumusan strategis cara fortifikasi terhadap daya arah ideologi transnasional tersebut, dan (iii) rumusan strategis bagaimana cara efektif pengembangan local wisdom sebagai instrumen kultural untuk penyaringan dan penangkisan ideologi transnasional tersebut dalam upaya penguatan NKRI.
Simposium ini menghadirkan Lukman Hakim Saifuddin sebagai keynote speaker. Beberapa pakar dari dalam dan luar negri juga menyampaikan makalahnya, antara lain Prof. Dr. H. Abd. Rahman Mas'ud, Ph.D, Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Gautam Kumar Kshatriya, Dr. Ahmad Najib Burhani, Ph.D, Prof. Dr. Nico Kaptein, Prof. Dr. Oman Fathurahman, M. Hum, Dr. Suryadi, Prof. Dr. H.M. Machasin, MA, dan Prof. Dr. Mark R. Woodward.