Trawas, Mojokerto. Pada tanggal 14-25 Juli lalu, untuk kali ketiga, Ecole Francais d'extreme-orient (EFEO) bekerja sama dengan Koninklijk vor de Taal Land en Volkenkunde (KITLV) menyelenggarakan Kursus Intensif Internasional Jawa Kuna. Acara ini mempertemukan dua puluh lima peserta dari Indonesia dan luar negeri dalam satu kelas Jawa Kuna. Selama sebelas hari para peserta belajar secara intensif tata bahasa dan teks Jawa Kuna dari para ahli yang sudah tidak diragukan lagi kepakarannya, yaitu Prof. Dr. Arlo Griffiths (EFEO, Paris), Prof. Dr. Willem van der Molen (KITLV) dan Dr. Andrea Acri (EPHE, Paris).
Kali ini kelas dibagi menjadi dua kelompok: pemula dan lanjutan. Di kelas pemula, peserta diberikan pengenalan tentang tata bahasa Jawa Kuna, membaca dan menganalisis teks Adiparwa, serta membaca bersama-sama prasasti. Sementara itu, di kelas lanjutan, peserta mempelajari Kakawin Ramayana Sarga 25-26, sarga yang dianggap tersulit dari sudut pandang linguistik Jawa Kuna, prasasti, dan sebuah teks tutur Dharma Patanjala. Selain pembelajaran di kelas, para peserta juga menikmati pembelajaran di luar kelas melalui kegiatan eskursi ke situs-situs peninggalan Majapahit yang tersebar di sekitar Mojokerto, untuk melihat benda-benda peninggalan purbakala dan membaca langsung prasasti-prasasti.
Melalui kursus ini diharapkan muncul generasi-generasi baru peneliti Jawa Kuna yang saat ini sangat minim jumlahnya. Selain itu, kegiatan yang mempertemukan berbagai orang dari latar belakang yang berbeda diharapkan dapat mengembangkan jejaring akademis yang sehat di masa depan. [AG]
Kali ini kelas dibagi menjadi dua kelompok: pemula dan lanjutan. Di kelas pemula, peserta diberikan pengenalan tentang tata bahasa Jawa Kuna, membaca dan menganalisis teks Adiparwa, serta membaca bersama-sama prasasti. Sementara itu, di kelas lanjutan, peserta mempelajari Kakawin Ramayana Sarga 25-26, sarga yang dianggap tersulit dari sudut pandang linguistik Jawa Kuna, prasasti, dan sebuah teks tutur Dharma Patanjala. Selain pembelajaran di kelas, para peserta juga menikmati pembelajaran di luar kelas melalui kegiatan eskursi ke situs-situs peninggalan Majapahit yang tersebar di sekitar Mojokerto, untuk melihat benda-benda peninggalan purbakala dan membaca langsung prasasti-prasasti.
Melalui kursus ini diharapkan muncul generasi-generasi baru peneliti Jawa Kuna yang saat ini sangat minim jumlahnya. Selain itu, kegiatan yang mempertemukan berbagai orang dari latar belakang yang berbeda diharapkan dapat mengembangkan jejaring akademis yang sehat di masa depan. [AG]