Pameran yang mengambil tema Kain dan kertas tempa dari kulit kayu ini diselenggarakan di Museum Tekstil dari tanggal 2 sampai 30 PNovember 2016. Sebagaimana diketahui, kulit kayu tidak hanya untuk pakaian/fashion tapi juga digunakan sebagai material manuskrip yang sejak dahulu banyak diproduksi di Indonesia.
Pada pameran kali ini dipamerkan berbagai bentuk dan jenis kain kulit kayu beserta naskah-naskah daluwang dari berbagai daerah di Indonesia dari masa lalu hingga masa modern. Selain itu rangkaian acara juga akan digelar untuk mendukung upaya dalam pelestarian kain kulit kayu seperti seminar kain kulit kayu, demo pembuatan kain kulit kayu, workshop kreatifitas dari bahan kulit kayu, kunjungan ke sentra kulit kayu serta wastra Indonesia, pagelaran tari dan musik serta bazar produk berbahan dasar kulit kayu.
Pameran ini dimeriahkan pula dengan kegiatan seminar yang menghadirkan beberapa pakar, antara lain René Teijgeler, seorang antropolog dan konservator berkewarganegaraan Belanda, Dr. Chi-Shan Chang dari National Museum of Prehistory, Taiwan, Aditia Gunawan MA dari Perpustakaan Nasional Indonesia, Iksan M.Hum dari Museum Sulawesi Tengah, Rim, M.Hum dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi Tengah serta Drs. Dwi P Sulaksono dari Museum Kalimantan Selatan.
Melalui kegiatan ini terbentuk sebuah kelompok pecinta daluwang yang melibatkan berbagai kalangan baik peneliti maupun praktisi. Kelompok yang dinahkodai oleh Tedi Permadi, seorang pakar daluwang dari Bandung sekaligus Pengurus Pusat Manassa ini, bertujuan untuk merevitalisasi daluwang di masa kini. [AG]
Pada pameran kali ini dipamerkan berbagai bentuk dan jenis kain kulit kayu beserta naskah-naskah daluwang dari berbagai daerah di Indonesia dari masa lalu hingga masa modern. Selain itu rangkaian acara juga akan digelar untuk mendukung upaya dalam pelestarian kain kulit kayu seperti seminar kain kulit kayu, demo pembuatan kain kulit kayu, workshop kreatifitas dari bahan kulit kayu, kunjungan ke sentra kulit kayu serta wastra Indonesia, pagelaran tari dan musik serta bazar produk berbahan dasar kulit kayu.
Pameran ini dimeriahkan pula dengan kegiatan seminar yang menghadirkan beberapa pakar, antara lain René Teijgeler, seorang antropolog dan konservator berkewarganegaraan Belanda, Dr. Chi-Shan Chang dari National Museum of Prehistory, Taiwan, Aditia Gunawan MA dari Perpustakaan Nasional Indonesia, Iksan M.Hum dari Museum Sulawesi Tengah, Rim, M.Hum dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi Tengah serta Drs. Dwi P Sulaksono dari Museum Kalimantan Selatan.
Melalui kegiatan ini terbentuk sebuah kelompok pecinta daluwang yang melibatkan berbagai kalangan baik peneliti maupun praktisi. Kelompok yang dinahkodai oleh Tedi Permadi, seorang pakar daluwang dari Bandung sekaligus Pengurus Pusat Manassa ini, bertujuan untuk merevitalisasi daluwang di masa kini. [AG]